30 January 2017

Serigala Kesepian (Bagian 2)

Oleh : Iska Budiarto, Pecinta Alam


Persiapan Solo Touring Menuju Pacitan

Mengawali aktivitas dengan melakukan olahraga ringan adalah kebiasaanku sebagai seorang anggota Mapala. Senam kecil dan streching kulakukan agar peredaran darah menjadi lancar, tubuh menjadi bugar. Olahraga ringan yang hanya limabelas menitan ini biasa aku lakukan seusai salat subuh.

Dan yang tak pernah kulupakan setelah olahraga ringan ini adalah minum air putih satu gelas agar sel-sel di dalam tubuh terhedritasi serta dapat menjalankan fungsingya dengan baik.

Banyak yang bilang kalau solo touring itu sangat beresiko terlebih jika jarak yang ditempuh terbilang jauh. Pendapat tersebut memang tidak sepenuhnya salah. Saat bersolo touring, resiko yang ditanggung oleh pengendara memang relatif lebih besar dibandingkan saat touring bersama dengan banyak orang. Salah satu resiko yang bisa terjadi adalah tersesat dan kelelahan yang berlebihan.

Kesuksesan sebuah tour sudah ditentukan sejak masa persiapan. Dengan persiapan yang matang, tour juga akan berjalan lebih lancar. Resiko-resiko yang mungkin bisa dialami juga bisa diminimalisir hingga ke titik terendahnya. Untuk itu agar tour solo dapat berjalan dengan sukses, jangan lupa untuk melakukan persiapan berikut ini.

Memanasi mesin motor sebelum melakukan perjalan adalah wajib bagiku. Agar panas mesin mencapai suhu optimal dalam pembakaran. Kuputar kunci kontak dan starter. Cekkk... Cekkk... Brum.

Biarkan mesin dalam keadaan stasioner selama satu menit lalu gas motor ke posisi 3000-4000 rpm selama satu sampai dua menit agar oli terdistribusi ke seluruh mesin, lalu matikan mesin. Tak perlu digeber-geber dan terlalu lama karena hanya akan membuang-buang bengsin (bensin) yang semakin mahal saja.

Satu hal yang menjadi fardu ain (kewajiban) sebelum perjananan jauh adalah mengecek keadaan fisik motor. Tekanan ban harus tepat, jangan terlalu keras karena ban akan menjadi licin dan jangan pula terlalu kempes karena akan menyebabkan tarikan motor menjadi berat. Periksa kekencangan rantai, kalau perlu lumasi.

Dan yang terpenting adalah periksa fungsi rem, jangan sampai rem tak berfungsi, karena akan fatal akibatnya. Jangan lupa juga membawa tool kit/kunci darurat untuk berjaga-jaga kalau terjadi sesuatu yang tak diinginkan saat melakukan perjalanan.

Membawa pakaian seperlunya menggunakan tas punggung lebih praktis jika dibanding dengan tempat lainnya. Tas saya tempatkan di belakang lalu ditali menggunakan tali dari ban dalam yang sudah bekas. Sengaja tidak dicangklong (digendong) agar tubuh tidak mudah capek.

Mengenakan celana cargo/celana gunung dan sepatu safety adalah kesukaanku sebagai elit mapala saat melakukan touring. Jaket kulit dan sarung tangan akan melindungiku dari terpaan angin. Mengenakan masker mulut agar dapat menyaring udara kotor. Serta menggunakan helm berstandar SNI dan alat keselamatan lainnya adalah wajib hukumnya bagi seorang biker.

Berdoa sebelum bepergian agar diberi keselamatan adalah pesan pak ustadz waktu mengaji di TPA yang selalu kuingat dan akan selalu kuamalkan.

Putar kunci kontak searah jarum jam. Tekan saklar starter. Cek... cek.... brum.. brum... Capcus solo turing menuju kota seribu goa; Pacitan, kota tempat kelahiran mantan Presiden RI ke enam, Susilo Bambang Yudhoyono. (*)

Ikuti serial Serigala Kesepian yang lainnya:

Serigala Kesepian (Bagian 1)
Serigala Kesepian (Bagian 2)
Serigala Kesepian (Bagian 3)
Serigala Kesepian (Bagian 4)


*) Opini kolumnis ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab jenthikmanis.blogspot.com

***

Tulisan anda ingin dimuat di kolom OPINI ini? Silahkan hubungi kami.
Kami tunggu tulisan menarik anda.