05 November 2016

Kos-kosan Menyan (4): Puisi Kether


Kepiawaiannya yang diatas rata-rata dalam menulis puisi. Kether acapkali dimintai bantuan oleh teman-temannya untuk membuat puisi. Tak terkecuali oleh Subur.

Tentu saja, puisi itu nantinya akan dipergunakan Subur untuk merayu seseorang; pujaan hatinya.

Kether, yang kadang kecerdasannya diluar nalar. Ia sengaja bertanya kepada Subur perihal agama. Tak main-main, Kether bertanya tentang hukum sholat.

Sore itu Subur sedang bersandar ditembok, disalah satu sudut kamarnya. Ia tampak serius, rupanya sedang merayu seseorang melalui sms. Sudah barang tentu, ia merayu dengan puisi yang dibuat oleh Kether.

Tiba-tiba, mak jegagik. Kether masuk begitu saja ke kamar Subur.

"Bur, nek ngongkon wong sholat ki hukume opo?" Tanya Kether. Sambil mencet-mencet telepon genggamnya, tanpa melihat kearah Subur.

"Oleh pahala." Jawab Subur, yang juga tak melihat kearah Kether.

"Percuma bapakmu nyekolahke kowe neng Muhammadiyah, Bur." Sergah Kether yang masih sibuk dengan tombol di telepon genggamnya, seraya ingin duduk mendekat disamping Subur.

"Kok iso?" Jawab Subur.

Subur bangkit dari sandarannya, ia tampak tersinggung dengan ucapan Kether.

"Memange hukume opo, nek ngongkon wong sholat?" Tanya Subur mulai penasaran.

"Dosa..!!" Kether menimpali pertanyaan Subur.

Subur mulai curiga. Ia khawatir, pengaruh alkohol yang berlebihan mungkin sudah memengaruhi sebagian otak kanan Kether.

Subur tahu betul gelagat Kether. Kalau sudah ngelantur seperti itu, pasti Kether sedang tidak sadar dengan apa yang diucapkannya.

Subur berniat mengambil balok kayu, yang sengaja ia letakkan di balik pintu bercat cokelat itu.
Sesaat sebelum Subur beranjak dari duduknya. Kether melanjutkan perkataannya.

"Ngongkon wong sholat ki hukume yo dosa, mengko nek bar sholat wae sing ngongkon. Wong lagek khusyuk sholat kok dikongkon-kongkon".

Kether beranjak dari duduknya, lalu kemudian keluar meninggalkan kamar Subur begitu saja. Sama persis seperti saat ia hendak masuk.

"Woo. Cah bajingan...!"

Terdengar suara Subur dari dalam kamarnya.

***
Baca kisah Kos-kosan Menyan yang lain:

Kos-kosan Menyan (1)
Kos-kosan Menyan (2)
Kos-kosan Menyan (3)
Kos-kosan Menyan (4)